News Update :

Jumat, 06 Desember 2013

Laporan Percobaan Korosi

,
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas kimia dengan tema Pengamatan Korosi pada Besi (paku). Selain itu tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi dengan metode yang dapat dimengerti oleh para pembaca.
Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang bahan-bahan yang dapat menimbulkan dan mempercepat terjadinya korosi (karat), proses  terjadinya korosi, kerugian, serta cara mencegah terjadinya korosi.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mengalami kesulitan. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata-mata.  Namun, berkat dukungan dan bantuan dari pihak-pihak terkait.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik serta saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca tentang faktor terjadinya korosi.
                                                                                                                                                       

Tolitoli, Oktober 2013


Penulis












DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1  Dasar Teori.......................................................................................................1
1.2  Tujuan...............................................................................................................4

BAB II. METODOLOGI..............................................................................................................4
                        2.1 Alat dan Bahan...................................................................................................4
                        2.2 Cara Kerja..........................................................................................................4

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................5
                        3.1 Data dan hasil percobaan...................................................................................5
                        3.2 Pembahasan/analisis data...................................................................................8
                        3.3 Jawaban pertanyaan...........................................................................................8

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
                        4.1 Kesimpulan........................................................................................................8
                        4.2 Saran-saran.........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9

                                   











BAB I
PENDAHULUAN
1.1  DASAR TEORI
Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang logam, Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
.Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang teroksidasi disebut dengan karat dengan rumus Fe2O3·xH2O. Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak sebagai katode.
Reaksi perkaratan:
Anode : Fe Fe2+ + 2 e
Katode : O2 + 2H2O → 4e  + 4 OH
                  Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

                                                Fe(s) ↔ Fe2+(aq) + 2e Eº = +0.44 V

                  Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

                                      O2(g) + 2H2O(l) + 4e ↔ 4OH-(aq) Eº = +0.40 V
                                                                        atau
                                      O2(g) + 4H+(aq) + 4e ↔ 2H2O(l) Eº = +1.23 V
                  Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . xH2O, yaitu karat besi. Korosi Besi memerlukan oksigen dan air.  
a.       Kerugian
Besi ( Paku ) yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada kekuatan. Ini sangat membahayakan kalau besi tersebut digunakan sebagai pondasi bangunan atau jembatan. Senyawa karat juga membahayakan kesehatan, sehingga besi tidak bisa digunakan sebagai alat-alat masak, alat-alat industri makanan/farmasi/kimia.
b. Pencegahan
Pencegahan besi dari perkaratan bisa dilakukan dengan cara berikut.
1)   Proses pelapisan
Besi dilapisi dengan suatu zat yang sukar ditembus oksigen. Hal ini dilakukan dengan cara dicat atau dilapisi dengan logam yang sukar teroksidasi. Logam yang digunakan adalah logam yang terletak di sebelah kanan besi dalam deret volta (potensial reduksi lebih negatif dari besi). Contohnya: logam perak, emas, platina, timah, dan nikel.

2)   Proses katode pelindung (proteksi katodik)
Besi dilindungi dari korosi dengan menempatkan besi sebagai katode, bukan sebagai anode. Dengan demikian besi dihubungkan dengan logam lain yang mudah teroksidasi, yaitu logam di sebelah kiri besi dalam deret volta (logam dengan potensial reduksi lebih positif dari besi).
Hanya saja logam Al dan Zn tidak bisa digunakan karena kedua logam tersebut mudah teroksidasi, tetapi oksida yang terbentuk (A12O3/ZnO) bertindak sebagai inhibitor dengan cara menutup rapat logam yang di dalamnya, sehingga oksigen tidak mampu masuk dan tidak teroksidasi. Logam-logam alkali, seperti Na, K juga tidak bisa digunakan karena akan bereaksi dengan adanya air. Logam yang paling sesuai untuk proteksi katodik adalah logam magnesium (Mg). Logam Mg di sini bertindak sebagai anode dan akan terserang karat sampai habis, sedang besi bertindak sebagai katode tidak mengalami korosi.
Pada proses korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron. Anode adalah bagian dari permukaan logam dimana metal akan larut.
Reaksinya :                            Fe → 2 Fe2+ + 4e-
Dengan kata lain ion-ion besi Fe++ akan melarut dan elektron-elektron e- tetap tinggal pada logam. Katode adalah bagian permukaan logam dimana elektron-elektron 4e- yang tertinggal akan menuju kesana   (oleh logam) dan bereaksi dengan O2 dan H2O.
O2 + H2O + 4e- —–> 4 OH-
Ion-ion 4 OH- di anode bergabung dengan ion 2 Fe2+ dan membentuk 2 Fe(OH)2. Oleh kehadiran zat asam dan air maka terbentuk karat Fe2O3.

Reaksi perkaratan besi
a.
Anoda: Fe(s) → Fe2+ + 2e
Katoda: 2 H+ + 2 e- → H2
2 H2O + O2 + 4e- → 4OH-
b.
2H+ + 2H2O + O2 + 3Fe → 3Fe2+ + 4OH- + H2 
Fe(OH)2 oleh O2 di udara dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O

Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.

 Faktor yang mempengaruhi Korosi
Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor, antara lain:
1.     Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan dalam sebagian proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik.
2.     Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi TDS sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus listrik yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik.
3.     pH dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik. Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:           2H+(aq) + 2e- → H2
4.     Temperatur → makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
5.     Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa → logam yang mudah memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi.
6.     Aliran listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang berbeda, sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan yang tidak menggunakan aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.
7.     B a k t e r i → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa putaran hidupnya. CO2 akan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42–) oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandung besi.

1.2 TUJUAN
    Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya korosi dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempercepat korosi


BAB II
 METODOLOGI
2.1 ALAT DAN BAHAN
·         6  buah tabung reaksi
·         6 buah paku ukuran 5 cm
·         Kapas
·         Pipet tetes
·         Amplas kasar
·         Air yang sudah di didihkan
·         Aquades
·         Larutan H2SO4
·         Larutan NaCl
·         Minyak tanah
·         Plastik
·         Karet
·         Kertas tempel

2.2 CARA KERJA
a)    Sediakan 6 tabung reaksi dan beri label tabung 1,tabung 2,tabung 3,tabung 4,tabung 5, dan tabung 6.
b)    Pada tabung 1 masukkan paku kemudian tambahkan akuades di bawah leher paku
c)    Pada tabung 2 masukkan kapas kering terlebih dahulu kemudian masukkan paku dan segera tutup menggunakan plastic dan ikat menggunakan karet sampai rapat
d)    Pada tabung 3 masukkan paku kemudian isi dengan air yang telah di didihkan hingga melewati paku kemudian tutup menggunakan plastic dan ikat menggunakan keret sampai rapat
e)    Pada tabung 4 masukkan paku kemudian isi dengan meinyak tanah hingga melewati paku
f)     Pada tabung 5 masukkan paku kemudian beri larutan H2SO4 di bawah leher paku
g)    Pada tabung 6 masukkan paku kemudian beri larutan NaCl sampai di bawah leher paku paku
Pertanyaan
1.    Apakah tabung dimana paku berkarat terdapatoksigen dan air?
2.    Apakah tabung dimana paku tidak berkarat tidak terdapat oksigen atau air?
3.    Tariklah kesimpulan pada percobaan ini?


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel Perlakuan Terhadap 6 Jenis Paku yang Berbeda

3.1 Hasil Pengamatan

Hari ke-1

Nama
Tabung
Perubahan pada tabung
Ket.
Sebelum
Setelah
1
Paku masih mengkilat dan air masih jernih
Belum ada perkaratan
Paku dalam aquades(bening) (terbuka)
2
Belum ada perkaratan
Paku terdapat kapas
( tertutup)
3
Belum ada perkaratan
Paku dalam air panas ( tertutup )
4
Belum ada perkaratan
Paku dalam minyak tanah ( terbuka)
5
Paku masih mengkilat
Terdapat gelembung-gelembung di sekitar paku,sedangkan bagian atas paku yang tidak terendam larutan terdapat sedikit serbuk kuning
Paku dalam larutan H2SO4 ( terbuka)
6
Paku masih mengkilat
Belum ada perkaratan
Paku dalam larutan NaCl ( terbuka)






Hari ke-2

Nama
Tabung
Perubahan pada tabung
Ket.
Sebelum
Setelah
1
Paku masih mengkilat dan air masih jernih
Mulai berkarat,ada sedikit serbuk kuning pada paku
Paku dalam aquades (bening) (terbuka)
2
Belum ada perkaratan
Paku terdapat kapas
( tertutup)
3
Sudah mengalami perkaratan pada dasar tabung,tetapi pada paku belum
Paku dalam air panas ( tertutup )
4
Belum ada perkaratan
Paku dalam minyak tanah ( terbuka)
5
Paku masih mengkilat
Mulai ada perkaratan pada paku yang terendam larutan,ada sedikit serbuk kuning pada paku
Paku dalam larutan H2SO4 ( terbuka)
6
Paku masih mengkilat
Sudah mengalami perkaratan pada paku yang terendam larutan,ada sedikit serbuk kuning
Paku dalam larutan NaCl ( terbuka)


Hari ke-3

Nama Tabung
Perubahan pada tabung
Ket.
1
Paku yang tercelup dan tidak tercelup air semakin mengalami perkaratan sehingga air menjadi keruh dan serbuk kuning semakin banyak
Paku dalam aquades (bening) (terbuka)

2
Mengalami perkaratan tetapi prosesnya sangat lambat sehingga sehingga hanya terdapat sedikit serbuk kuning
Paku terdapat kapas ( tertutup)
3
Terdapat perkaratan tetapi tidak melekat pada paku,hanya larut dalam air dan mengendap di dasar tabung. (Warna air keruh)
Paku dalam air panas ( tertutup )
4
Sama sekali tidak mengalami korosi
Paku dalam minyak tanah ( terbuka)
5
Paku yang tidak terendam larutan sudah terdapat perkaratan dan ada serbuk kuning

Paku dalam larutan H2SO4 ( terbuka)

6
Terjadi perkaratan pada paku yang terendam maupun yang tidak terendam, ada serbuk kuning yang melekat di paku.(Warna air keruh)

Paku dalam larutan NaCl ( terbuka)


Hasil pengamatan

Tabung 1 :
Dalam percobaan yang telah diamatii, kita dapat melihat bahwa paku yang ada dalam gelas semuanya mengalami perkaratan kecuali pada hari pertama. Walaupun pada hari pertama belum mengalami perkaratan namun paku yang terendam mulai terdapat serbuk kuning. Kita telah mengetahui bahwa korosi terjadi karena permukaan logam kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Maka percobaan di gelas air membuktikan kebenaran teori.

Tabung 2 :  
Pada hari pertama dan kedua percobaan, paku belum mengalami perkaratan. Namun pada hari ketiga terjadi sedikit perkaratan pada paku yang berisi kapas,tapi sebenarnya tidak terjadi korosi karena pada tabung 2 yang di tambahkan pula kapas kering ini ditutup sehingga udara tidak mengalami perputaran. Karena tabung ditutup,  udara tidak dapat menguap dan mengalami pelepasan ke udara yang lebih bebas. Namun karena pada percobaan kami terjadi sedikit korosi,ini mungkin karena pada saat melakukan percobaan saat menutup tabung kami terlalu lama sehingga udara masuk.

      Tabung 3 :
Pada hari pertama paku belum mengalami perkaratan,namun pada hari kedua dan ketiga yang dimasukkan kedalam wadah yang berisi air yang telah di didihkan dan tertutup mengalami korosi Karena pada tabung 3, ketika air mendidih dimasukkan lalu ditutup, maka penguapan air terkumpul dan tidak melayang-layang ke udara, sehingga logam dengan cepat berinteraksi dengan uap air. Setelah air tersebut dingin, maka air itu akan kehilangan oksigen terlarut,sehingga yang tersisa hanya uap air(H2SO4) dan ini juga mempercepat terjadinya korosi.
                                               
      Tabung 4 :
Dari hari pertama sampai hari ketiga paku yang dimasukkan kedalam wadah yang berisi air panas dalam keadaan tertutup tidak mengalami korosi karena tidak ada O2

      Tabung 5 :
Paku yang dimasukkan ke dalam wadah yang berisi larutan H2SO4 dalam keadaan terbuka pada hari pertama korosi mulai terjadi dan sampai hari terakhir korosi(perkaratan) semakin banyak. Hal ini karena larutan H2SO4 adalah asam kuat,sehingga cepat bereaksi dengan udara,karena udara adalah salah satu faktor penyebab korosi.
     
     Tabung 6:
Pada hari pertama belum terjadi koroi,namun pada hari kedua dan ketiga,paku yang dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air garam yang terbuka mengalami korosi karena larutan air garam terdapat O2 dan H2O.

                                               

3.2 Pembahasan
1.    Paku yang paling mudah mengalami korosi terdapat pada gelas( I ) yang berisi air dan paku serta wadah yang terbuka
2.    Selanjutnya paku yang lebih cepat mengalami korosi terdapat pada gelas  ( V ) yang berisi larutan H2SO4.
3.    Kemudian  pada gelas ( VI ) yang berisi larutan NaCl yang terbuka karena faktor yang terlibat H2SO4 dan O2
4.    Kemudian pada gelas (III) yang berisi air yang telah di didihkan
5.    Kemudian yang mengalami sedikit korosi terdapat pada wadah ( II)  karena pengaruh ion-ion
6.    Paku  dalam wadah minyak tanah (IV)  tidak mengalami korosi karena tidak ada air dan oksigen.


3.3 JAWABAN
1.YA
2.YA

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Korosi merupakan proses perusakan suatu materi yang terjadi secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama oleh suatu proseskimia yang disebabkan oleh air dan udara. Dan dapat dicegah dengan proteksi katodik pembentukan aloi dan perlindungan pada permukaan logam/besi.
       Besi yang cepat berkarat adalah besi yang di dalam air yang terbuka artinya pengaruh oksigen dan air sangat kuat. Faktor penyebab besi berkarat adalah O2, H2O, dan pH. Bila konsentrasi O2, H2O, dan pH naik, maka kecepatan korosi akan naik. Agar tidak terjadi perkaratan yang tidak kita kehendaki seperti pada pagar besi, maka kita harus melapisi pagar besi dengan cat atau logam yang tahan korosi agar tidak di pengaruhi oleh O2 dan H2O.

4.2 Saran
 Dalam melakukan suatu percobaan ilmiah kita harus menjaga kekompakan dan harus selalu berhati-hati karena dalam melakukan percobaan pasti ada bahaya yang akan di hadapi,apalagi dalam larutan ada larutan yang berbahaya bagi kita,serta dalam melakukan percobaan ridak boleh bermain-main dengan alat atau bahan yang di gunakan.



Daftar Pustaka

Chalid,Sri Yadial.2007.Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.Jakarta : Fakultas Sains
            dan Teknologi UIN Syarif    Hidayatullah Jakarta.

Oxtoby, D. W., Gillis, H. P. dan Nachtrieb, N. H., 1999, Kimia Modern. Jakarta: Erlangga

0 komentar to “Laporan Percobaan Korosi”

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan santun dan menggunakan kata-kata yang baik.

Baca Juga Artikel Lainnya!!!
 

Praditya Blog's Copyright © 2013 -- Template created by Praditya Putra